Buntil: Kuliner Tradisional dari Wonosobo, Jawa Tengah

Buntil. (sumber: www.amp.kompas.com)

Buntil (Jawa: ꦧꦸꦤ꧀ꦛꦶꦭ꧀, translit. Bunṭil) adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Makanan ini terdiri dari "parutan daging kelapa yang dicampur dengan teri dan bumbu-bumbu, dibungkus dalam daun pepaya, lalu direbus dalam santan." Biasanya, buntil dijual di pasar dan oleh pedagang kaki lima sebagai lauk pelengkap nasi. Deskripsi dari buntil adalah "parutan kelapa dengan ikan teri yang dibungkus dalam daun pepaya." Secara esensial, buntil merupakan variasi dari hidangan bothok yang dibungkus dengan daun muda singkong dan dilengkapi dengan sedikit kuah pedas yang terbuat dari santan. Isinya terdiri dari parutan kelapa yang telah dibumbui. Selain daun pepaya, daun talas atau daun sente juga sering digunakan sebagai pembungkus. Hal yang membedakan buntil dari bothok adalah kemungkinan untuk mengonsumsi daun pembungkusnya. Tidak hanya di Indonesia, di daerah Laut Tengah, seperti Yunani dan Turki, terdapat hidangan serupa dengan buntil. Makanan tersebut biasanya dibungkus dengan daun anggur muda dan diisi dengan nasi.

Share:

"Sroto Sokaraja: Soto Khas Banyumas dengan Keunikan Sambal Kacang

Sroto sokaraja. (sumber: www.yummy.co.id)

Sroto Sokaraja (Hanacaraka: ꦱꦿꦺꦴꦠꦺꦴ​ꦱꦺꦴꦏꦫꦗ) adalah hidangan soto khas yang berasal dari Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah. Keunikan dari sroto ini terletak pada penggunaan bumbu sambal kacang dan ketupat yang dicampur langsung di dalam mangkuk penyajian. Ketika memesan sroto sokaraja, makanan pendamping yang sering disuguhkan adalah mendoan yang masih hangat. Isi dari sroto sokaraja biasanya terdiri dari daging ayam kampung, meskipun ada variasi yang menggunakan daging sapi sebagai pengganti. Hidangan ini dapat dengan mudah ditemukan di daerah Banyumas, terutama di daerah Sokaraja, di mana puluhan kios sroto berjejer dan selalu ramai dengan pengunjung yang menikmati hidangan lezat ini. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sroto sokaraja juga mudah ditemui, sehingga Anda dapat mencoba untuk mempraktikkannya di rumah.

Share:

Jenang Kudus: Makanan Khas Manis dari Kudus, Jawa Tengah

Jenang Kudus. (sumber: www.wikipedia.com)

Jenang Kudus, makanan khas yang mirip dengan dodol Garut, berasal dari Kudus, Jawa Tengah, dan merupakan oleh-oleh khas dari daerah tersebut. Makanan ini umumnya dijual dalam bentuk potongan kecil, seringkali dibungkus dengan plastik, dan dikemas dalam dus atau kemasan mika plastik. Di Kudus, terdapat banyak industri rumahan yang menghasilkan jenang Kudus, dengan rasa yang umumnya manis. Proses produksi jenang Kudus mengandalkan adonan bahan-bahan tradisional yang relatif mudah dikerjakan secara manual dan melibatkan banyak sumber daya manusia.

Share:

Kelezatan Nopia: Makanan Khas Purbalingga yang Gurih dan Variatif

Nopia. (sumber: www.visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Nopia adalah sejenis makanan yang memiliki ciri khas tersendiri. Hidangan ini terbuat dari adonan tepung terigu yang diisi dengan gula merah, lalu dipanggang dengan menggunakan tungku khusus yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan kayu bakar dari pelepah pohon kelapa. Nopia memiliki tekstur kulit yang keras dan renyah, dengan adonan gula merah di dalamnya yang memberikan rasa gurih dengan sentuhan bawang merah goreng yang khas. Hidangan ini banyak diproduksi di kota Purbalingga dan Banyumas, terletak sekitar 18 kilometer arah tenggara dari Kota Purwokerto.

Selain nopia, ada juga variasi lain yang sering disebut Mino atau mini nopia yang memiliki ukuran lebih kecil. Ada juga nopia yang berbentuk seperti telur angsa, dengan ukuran yang besar tetapi bagian dalamnya kosong dan berlapis gula merah yang menempel pada dinding dalam kulit nopia tersebut. Beberapa orang menyebutnya Pia Telur Gajah, sementara yang lain mengenalnya dengan sebutan Ndog Gludhug, yang mengacu pada telur halilintar. Kulit nopia mirip dengan kulit pia, namun kulit nopia cenderung lebih padat, sedangkan pia memiliki lapisan yang lebih tipis.

Meskipun nopia awalnya memiliki rasa orisinil bawang goreng, seiring berjalannya waktu, nopia kini telah dibuat dalam berbagai varian isi dan rasa. Beberapa contohnya termasuk isi durian, coklat, nangka, dan berbagai varian lainnya, menjadikan nopia sebagai makanan yang beragam dan sesuai dengan berbagai selera kuliner.

Share:

Getuk goreng: Makanan Khas Manis dan Gurih dari Sokaraja, Banyumas

Getuk goreng Sokaraja. (sumber: www.wikipedia.com)

Getuk goreng adalah makanan khas asli dari Sokaraja, Banyumas. Hidangan ini terbuat dari bahan dasar singkong, yang sering disebut sebagai budin oleh masyarakat setempat. Proses pembuatannya melibatkan tambahan gula Jawa, yang memberikan getuk goreng sentuhan manis dan gurih yang khas.

Sejarah

Getuk goreng pertama kali ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh seorang penjual nasi rames keliling di daerah Sokaraja, yang dikenal sebagai Bapak Sanpirngad. Saat itu, Bapak Sanpirngad menjual getuk basah sebagai salah satu dagangannya, namun tidak banyak yang tertarik untuk membelinya. Untuk mengatasi hal tersebut, ia mencari cara agar getuk tersebut bisa dijual kembali. Akhirnya, ia mencoba menggoreng getuk tersebut sebelum menjualnya. Hasilnya, getuk goreng ini ternyata sangat disukai dan digemari oleh para pembeli. Sejak saat itu, getuk goreng menjadi hidangan yang populer, dan tidak lagi menjadi makanan yang sulit terjual, melainkan telah menjadi bagian dari kuliner khas daerah Sokaraja yang sengaja dijual kepada masyarakat.

Varian Rasa

Saat ini, getuk goreng Sokaraja menawarkan berbagai macam varian rasa yang menggugah selera. Ada pilihan rasa durian yang kaya dan lezat, rasa coklat yang manis, rasa nangka yang segar, serta rasa nanas yang menyegarkan, dan masih banyak varian rasa lainnya yang tersedia. Hal ini menjadikan getuk goreng Sokaraja menjadi lebih menarik dan cocok untuk berbagai selera kuliner yang beragam.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer