Bundaran Air Mancur Palembang: Simbol Sejarah dan Keindahan Modern

Bundaran Air Mancur Palembang. (sumber: tripadvisor.co.id)

Bundaran Air Mancur di Kota Palembang adalah salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke kota ini. Meskipun sering digunakan sebagai tempat perputaran kendaraan, bundaran ini memiliki sejarah panjang yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan Kota Palembang.

Lokasi Strategis dan Simbolik

Bundaran Air Mancur terletak di titik nol Kota Palembang, yang bisa dilihat dengan jelas oleh pengunjung yang jeli. Di sini, terdapat tulisan "Jl Jenderal Sudirman KM: 0+000" dan di bawahnya tertulis "Jl Riacyudu". Lokasi bundaran ini sangat strategis, berada di perempatan Jl Jenderal Sudirman, Jl Mayjen HM Ryacudu (arah Seberang Ulu), Jl Merdeka, dan Jl Masjid Lama, yang semuanya merupakan jalan-jalan utama di Kota Palembang.

Dari Bundaran Air Mancur, pengunjung dapat melihat berbagai bangunan bersejarah dan landmark Kota Palembang, termasuk Masjid Agung Palembang, Jembatan Ampera, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Kantor Wali Kota Palembang, Benteng Kuto Besak, dan Pasar 16 Ilir. Keberadaan bundaran ini memberikan pengalaman visual yang sangat memukau bagi siapa pun yang berada di sana.

Sejarah yang Menguatkan Identitas Kota

Bundaran Air Mancur telah menjadi bagian dari kota ini sejak tahun 1970-an. Pada awalnya, bundaran ini berbentuk tugu dengan ukuran sekitar 40x40 sentimeter dan dicat warna biru dengan huruf berwarna putih. Namun, perannya jauh lebih kuno lagi dalam sejarah Kota Palembang.

Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, di tempat ini terdapat sebuah pelabuhan kecil yang digunakan untuk bersandar perahu-perahu yang menuju Masjid Agung Palembang. Pelabuhan ini dikenal dengan nama Tanggo Rajo dan sering digunakan oleh sultan dalam perjalanannya menuju masjid untuk menjalankan ibadah.

Peran dalam Perkembangan Kota

Selama masa Keresidenan Palembang, bundaran ini mengalami transformasi yang signifikan. Sungai Tengkuruk yang dahulu ada di sini ditimbun oleh Belanda, dan jalan pertama di Kota Palembang dibangun di atas bekas sungai ini. Ini menandai awal dari peran penting bundaran ini sebagai pusat aktivitas transportasi dan perdagangan di kota.

Pemugaran dan Keindahan Modern

Saati ini, Bundaran Air Mancur Palembang semakin menarik setelah melalui proses pemugaran. Air mancur ini akan mengeluarkan semburan air yang menghasilkan buliran embun ketika tertiup angin. Pada malam hari, bundaran ini akan berkilau dengan berbagai warna lampu hias yang membingkainya, menciptakan pemandangan yang memukau dan romantis bagi pengunjung.

Bundaran Air Mancur Palembang, dengan sejarahnya yang kaya dan keindahan modernnya yang memukau, tidak hanya menjadi tempat perputaran kendaraan, tetapi juga menjadi simbol kota yang mempertahankan akar sejarahnya sambil terus bertransformasi menjadi pusat kehidupan dan kebudayaan yang bersemangat. Bagi wisatawan yang datang ke Palembang, mengunjungi bundaran ini adalah salah satu pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer