Rumah Kembar Tuan Kentang. (sumber: palembang.go.id)
Ketika kamu berkunjung ke Palembang, jangan lupakan untuk mengunjungi Rumah Kembar Tuan Kentang. Destinasi ini adalah salah satu tempat bersejarah yang melegenda di kota Palembang, dan menawarkan pengalaman wisata yang penuh nilai sejarah. Rumah Kembar Tuan Kentang adalah destinasi yang menarik dan wajib untuk dikunjungi.
Rumah Kembar Tuan Kentang adalah bukti bahwa Palembang adalah kota yang peduli terhadap warisan sejarahnya. Bangunan tua ini memiliki desain rumah panggung yang besar dan kokoh, dan masih mempertahankan keasliannya hingga saat ini. Rumah ini memiliki banyak kenangan bersejarah yang tersimpan di dalamnya.
Rumah ini mulai dibangun pada tahun 1918 dan membutuhkan delapan tahun hingga selesai pada tahun 1926. Rumah Kembar Tuan Kentang adalah kediaman H.M. Mahmud bin Tedjo, seorang pengusaha terkenal yang bergerak dalam bisnis ekspor kulit ular dan merupakan salah satu saudagar terkemuka di wilayah Tuan Kentang.
Hingga saat ini, rumah bersejarah ini masih dihuni oleh generasi ketiga hingga generasi kelima dari keluarga H.M. Mahmud. Lokasinya terletak di Jalan Aiptu A Wahab No. 4, 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30257.
Namanya "Rumah Kembar Tuan Kentang" diambil karena ada dua rumah panggung yang berdekatan dan saling terhubung dalam satu kompleks. Selain itu, desain arsitektur rumah ini sangat identik di kedua bangunan tersebut.
Kenapa disebut "Tuan Kentang"? Tuan Kentang adalah nama kampung, bukan nama individu. Kampung Tuan Kentang terletak di tepi Sungai Ogan di Palembang, tepat di pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan. Konon, ada tokoh bernama Tuan Kentang, seorang saudagar Tionghoa yang memiliki bisnis besar di sepanjang muara sungai dan dimakamkan di kampung ini.
Dulu, kampung Tuan Kentang mungkin tidak begitu terkenal. Wisatawan lebih sering mengenalnya sebagai "Jalan Aiptu A. Wahab, Kecamatan Seberang Ulu 1, Kota Palembang." Namun, saat ini, tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik perhatian banyak pengunjung.
Untuk mencapai kampung Tuan Kentang, kamu bisa mengikuti arah menuju Jembatan Ampera ke arah Timur. Setelah sampai di perempatan jembatan layang, beloklah ke arah Selatan menuju Kertapati. Kamu akan menemui kampung Tuan Kentang di sisi kiri jalan sebelum Jembatan Kertapati di Seberang Ulu 1.
Bank Indonesia juga berperan penting dalam pengembangan destinasi wisata Rumah Kembar Tuan Kentang. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Bank Indonesia membantu dalam renovasi bangunan bersejarah ini. Rumah panggung ini tetap mempertahankan keindahannya dan nilai sejarahnya berkat dukungan dari Bank Indonesia.
Desain arsitekturnya yang mengesankan menggabungkan elemen-elemen arsitektur Eropa dengan rumah tradisional Palembang. Kayu yang diukir menjadi ciri khas Palembang terlihat di banyak sudut rumah ini. Selain itu, rumah ini juga menciptakan kesan elegan dengan sentuhan elemen Eropa pada ornamen eksteriornya.
Rumah Kembar Tuan Kentang memiliki nilai sejarah yang signifikan. Pada masa penjajahan Jepang, rumah ini digunakan sebagai tempat persembunyian oleh pejuang kemerdekaan Indonesia dari kejaran tentara Jepang. Bahkan, rumah ini pernah dijadikan dapur umum bagi para pejuang.
Berbagai tokoh nasional, termasuk Presiden Republik Indonesia ke-7, Ir. H. Joko Widodo, pernah mengunjungi rumah ini. Saat berkunjung ke Rumah Kembar Tuan Kentang, pengunjung dapat melihat berbagai benda bersejarah yang masih terjaga dengan baik di dalam rumah ini. Struktur bangunan zaman dulu yang masih tegak kokoh hingga saat ini juga bisa dilihat oleh para pengunjung.
Kampung ini juga merupakan tempat produksi kain tradisional yang hidup dari perajin kain. Mereka menghasilkan berbagai jenis kain, seperti kain songket, blongsong, tajung, pelangi, atau jumputan. Kualitas kain yang dihasilkan sangat baik dan banyak dicari oleh konsumen. Produksi kain dari kampung Tuan Kentang juga dipasok ke beberapa galeri dan toko terkenal di kawasan kain Tangga Buntung di Palembang.
Kegiatan produksi ini membuat kampung Tuan Kentang selalu hidup dengan bunyian khas dari alat tenun bukan mesin (ATBM) perajin yang menghasilkan berbagai jenis kain. Kain jumputan menjadi salah satu favorit karena memiliki warna yang mencolok dan unik. Motif kain jumputan sangat beragam dan warnanya mencolok. Kain jumputan khas Palembang sering disebut sebagai kain pelangi. Kain ini sangat fleksibel dan cocok untuk pria dan wanita dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun santai.
Untuk mendukung pemasaran produksi rumahan kampung Tuan Kentang, Bank Indonesia membantu dalam pembangunan Griya Kain Tuan Kentang pada tahun 2017. Griya ini tidak hanya menjual kain dan pakaian, tetapi juga berbagai aksesoris khas Palembang. Hal
ini membantu para perajin untuk lebih mudah memasarkan produk-produk mereka dan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tuan Kentang. Program ini sukses dan telah membantu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Rumah Kembar Tuan Kentang adalah tempat yang indah untuk menjelajahi keindahan arsitektur bersejarah dan mengeksplorasi kekayaan budaya Palembang. Jika kamu mengunjunginya, jangan lewatkan untuk menikmati panorama sungai yang menenangkan, seperti Sungai Ogan, anak sungai Musi yang ketiga terpanjang di Sumatera Selatan.
Tempat ini juga menyediakan persewaan baju tradisional dari masa lalu, sehingga kamu dapat merasakan pengalaman berpakaian seperti penduduk Palembang pada zaman dulu. Sudut-sudut indah di rumah ini juga cocok untuk diabadikan dalam foto-foto, sehingga kamu bisa membagikan pengalamanmu dengan teman-teman di media sosial.
Kampung Tuan Kentang terus tumbuh dan berkembang sebagai pusat produksi kain tradisional Palembang. Kualitas kain yang dihasilkan oleh para perajin setempat sangat baik dan memiliki ciri khas yang unik. Sebagai pengunjung, kamu akan disuguhi dengan pengalaman yang tak terlupakan, baik dalam hal budaya maupun sejarah.
Jadi, saat kamu berkunjung ke Palembang, pastikan untuk menyempatkan waktu untuk mengunjungi Rumah Kembar Tuan Kentang. Tempat ini akan memperkaya pengetahuanmu tentang sejarah dan budaya Palembang serta memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan.