Pulau Kemaro, sebuah delta kecil yang terletak di Sungai Musi, menjadi salah satu destinasi wisata menarik di kota Palembang, Indonesia. Pulau ini terletak sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera, dan meskipun berada di daerah industri, Pulau Kemaro menawarkan pesona alam yang indah dan kaya akan sejarah serta budaya. Berikut adalah beberapa informasi penting mengenai Pulau Kemaro:
Keindahan Alam
Pulau Kemaro memiliki luas sekitar 79 hektar dan terletak pada ketinggian sekitar 5 meter di atas permukaan laut. Pulau ini menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan Sungai Musi yang mengelilinginya. Meskipun berada di tengah kawasan industri, Pulau Kemaro memiliki daya tarik alam yang menawan, menjadikannya tempat yang cocok untuk bersantai dan menikmati keindahan alam.
Sejarah dan Budaya
Pulau Kemaro memiliki hubungan erat dengan sejarah dan budaya masyarakat Palembang. Salah satu daya tarik utamanya adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang tinggi di tengah pulau. Pagoda ini dibangun pada tahun 2006 dan memiliki tinggi sekitar 45 meter. Dengan sembilan tingkat, pagoda ini mengikuti prinsip Feng Shui dan memiliki delapan sudut, mirip dengan simbol Pat Kwa atau Kedelapan Trigram. Pagoda Tiongkok ini juga menarik perhatian dengan warna-warna cerah yang dipilih sesuai dengan makna simbol warna dalam kepercayaan Tiongkok.
Legenda Cinta
Pulau Kemaro juga terkenal dengan legenda cinta yang menarik. Menurut legenda setempat, pada zaman dahulu ada seorang pangeran dari Tiongkok bernama Tan Bun An yang datang ke Palembang untuk berdagang. Di sana, ia bertemu dengan putri raja Palembang, Siti Fatimah, dan keduanya jatuh cinta. Mereka berdua berniat menikah, dan Tan Bun An membawa Siti Fatimah ke daratan Tiongkok untuk bertemu dengan orangtuanya. Saat kembali ke Palembang, Tan Bun An membawa tujuh guci yang berisi emas sebagai hadiah pernikahan. Namun, kejutan terjadi ketika guci-guci tersebut berisi sayuran sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang, ia membuang guci-guci tersebut ke sungai, hanya untuk menemukan guci terakhir yang berisi emas. Tan Bun An dan pengawalnya terjun ke sungai untuk mengambilnya, dan Siti Fatimah akhirnya menyusul. Untuk mengenang kisah cinta mereka, dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiganya.
Fungsi Sejarah
Selain sebagai tempat wisata, Pulau Kemaro juga memiliki fungsi sejarah yang penting. Pada Perang Palembang I dan II di awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam mendirikan Benteng Tambak Bayo di pulau ini. Benteng pertahanan ini menjadi kunci masuknya kolonial Belanda ke Palembang. Meskipun Belanda menghadapi kesulitan dalam menghadapi pertahanan yang solid, mereka akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 1821, dan semua benteng di sekitar Pulau Kemaro hancur.
Pulau Kemaro juga memiliki sejarah yang berhubungan dengan masa Kerajaan Sriwijaya dan peran penting dalam pengawasan Sungai Musi serta sebagai pos penjagaan maritim.
Tempat Wisata dan Acara Tahunan
Pulau Kemaro menjadi tujuan wisata populer, terutama selama perayaan Cap Gomeh yang bertepatan dengan hari ke-15 perayaan Imlek. Selama Cap Gomeh, masyarakat Tionghoa dan pribumi berkumpul di pulau ini untuk mengikuti berbagai acara, termasuk doa bersama, penerbangan lampion, dan atraksi barongsai pada malam hari. Pulau Kemaro juga menjadi tempat ziarah dan pemujaan bagi banyak pengunjung yang datang untuk berdoa dan meminta berkah.
Dengan pesona alam yang indah, sejarah yang kaya, dan budaya yang unik, Pulau Kemaro adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi kekayaan Palembang. Pulau ini juga mencerminkan harmoni antara dua budaya yang berbeda, menciptakan kesan yang tak terlupakan tentang persahabatan dan cinta sejati.