Pindang Palembang: Sejarah dan Kelezatan Hidangan Khas Melayu

Selamat datang, para pembaca Inkarnasi Kata! Dalam artikel ini, kami akan menghadirkan informasi menarik tentang kuliner tradisional asal Palembang, yaitu pindang Palembang. Mari kita telusuri lebih lanjut mengenai kuliner yang satu ini bersama-sama.

Pindang patin, makanan khas Palembang. (sumber: www.blog.tokowahab.com)

Pindang adalah salah satu hidangan khas Melayu Palembang yang terkenal. Hidangan ini dikenal dengan pengolahan yang sederhana.

Sejarah

Di masa lalu, aktivitas yang sibuk di kalangan masyarakat mendorong pencarian solusi memasak yang praktis. Sementara itu, Sumatera Selatan, dengan sungai utama seperti Sungai Musi dan anak sungainya serta daerah rawa yang melimpah, menyediakan pasokan ikan yang melimpah. Inilah yang menginspirasi pembuatan hidangan pindang ikan dan udang. Berbagai jenis ikan, seperti baung, betok, gabus, jelawat, juaro, patin, serandang, toman, bujuk, lais, dan belida, sering digunakan dalam hidangan pindang.

Pembuatan

Bumbu yang digunakan dalam pindang sangat sederhana, terdiri dari serai, kunyit, lengkuas, cabai, dan asam kandis. Kesederhanaan bumbu ini lebih karena pertimbangan praktis masyarakat yang sibuk. Terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai pedagang, makanan praktis seperti pindang menjadi pilihan yang ideal. Selain pindang standar, penduduk Belanda yang tinggal di Palembang pada masa kolonial juga menciptakan variasi pindang. Masyarakat Palembang mengenalnya sebagai pindang serani, yang berasal dari kata "nasrani," mengacu pada agama mayoritas masyarakat Belanda. Seiring berjalannya waktu, pindang mengalami perkembangan, dan bermunculan berbagai varian seperti pindang ikan salai, pindang ayam, pindang daging, pindang tulang, pindang ikan teri, pindang terung, dan banyak lagi.

Demikianlah ringkasan mengenai pindang Palembang, salah satu kuliner khas dari Palembang. Bagi yang ingin menikmati pindang Palembang, Anda dapat mencari penjualnya di daerah Anda atau mencoba berbagai resep pindang Palembang untuk menciptakannya sendiri. Sampai jumpa di artikel kuliner berikutnya!

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer