Pabrik Es Assegaf: Warisan Bersejarah di Tepian Sungai Musi

PT. Alwi Assegaf. (sumber: kearifanlokalpalembang.id)

Di tepian Sungai Musi, sebuah pabrik es yang berdiri sejak tahun 1929 telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Palembang. Pabrik es kuno ini telah bertahan melintasi zaman, dan meskipun semua di dalamnya tampak tua, peranannya dalam mendukung kehidupan nelayan dan komunitas lokal tetap tak ternilai.

Jejak Sejarah Pabrik Es Assegaf

Pabrik es PT Alwi Assegaf, yang terletak di kawasan Seberang Ulu II, Plaju, Palembang, telah berdiri selama hampir 100 tahun. Bangunan pabrik ini masih mempertahankan penampilannya yang sama sejak zaman Belanda. "Jalan es" yang berupa talang-talang kayu masih menjulur dari pabrik ke dermaga di Sungai Musi. Di dalam pabrik, mesin-mesin kompresor lama dari Jepang dan Amerika Serikat, yang berasal dari tahun 1920-an, selalu siap beroperasi. Pekerja-pekerja yang membawa gancu di tangan berjaga di sepanjang "jalan es" sejak pagi hari.

Setiap hari, kapal-kapal motor kayu berdatangan ke dermaga pabrik es PT Alwi Assegaf mulai pukul 02.00. Mereka datang untuk mengambil es batu yang akan digunakan untuk mengawetkan hasil tangkapan selama pelayaran. Kapal Motor Achiat Jaya, misalnya, membeli 1,5 ton es batu untuk mengawetkan 3 ton udang dan ikan selama tiga hari berlayar hingga Selat Bangka. Beberapa kapal yang lebih besar bahkan membeli hingga 11 ton es untuk pelayaran yang lebih lama.

Peran Penting dalam Kehidupan Nelayan Tradisional

Pabrik es ini menjadi penopang utama kehidupan nelayan tradisional yang mengandalkan es batu untuk mengawetkan hasil tangkapan mereka. Es batu ini disimpan dalam kotak kayu berlapis aluminium dan ditutup dengan sekam atau serutan kayu. Es tersebut dapat bertahan selama satu hingga dua minggu jika kotaknya bagus. Kehadiran pabrik es PT Alwi Assegaf memudahkan para nelayan dalam menjalankan profesi mereka.

Pengaruh Sosial dan Warisan

Pabrik es PT Alwi Assegaf bukan hanya tempat bisnis, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Para nelayan tradisional dan komunitas sekitarnya telah bergantung padanya selama bertahun-tahun. Banyak pembeli es batu adalah keturunan dari pelanggan-pelanggan pada masa lalu. Dengan demikian, pabrik ini bukan hanya tempat bertransaksi, tetapi juga tempat berkumpulnya generasi yang telah lama menjalin hubungan dengan pabrik es ini.

Selain berperan sebagai pemasok es batu, pabrik ini juga menjadi sumber air bersih bagi masyarakat di sekitarnya. Sistem penjernihan air yang telah ada sejak zaman Belanda menyediakan ribuan liter air bersih yang digunakan oleh 34 rumah di sekitar pabrik secara gratis.

Warisan Bersejarah di Tepian Sungai Musi

Pabrik es PT Alwi Assegaf, yang merupakan bagian dari perkampungan tua komunitas keturunan Arab Assegaf, telah mempertahankan penampilannya selama bertahun-tahun. Kompleks perkampungan dan bangunan pabrik yang mencerminkan arsitektur Belanda dengan sentuhan arsitektur rumah panggung Sumatera Selatan masih terawat dengan baik. Kisah masa lalu pabrik ini juga terekam dalam foto-foto lama, meskipun beberapa di antaranya mulai pudar.

Hingga sekarang, pabrik es PT Alwi Assegaf tetap dikelola oleh keluarga meskipun sebagian besar keturunan Habib Alwi Assegaf telah memiliki usaha sendiri di luar Palembang. Keputusan untuk mempertahankan pabrik ini tidak hanya didorong oleh keuntungan bisnis, tetapi juga oleh alasan sosial. Pabrik ini masih menjadi penopang utama kehidupan masyarakat sekitar, dan masih banyak yang bergantung pada pabrik ini.

Meskipun demikian, pabrik es PT Alwi Assegaf juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk persaingan dengan metode pendinginan modern. Namun, perannya yang penting dalam mendukung nelayan tradisional dan komunitas lokal menjadikannya warisan bersejarah yang patut dijaga dan dihormati di tepian Sungai Musi, Palembang.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer