Klenteng Dewi Kwan Im Palembang: Sejarah dan Tradisi yang Memikat

Klenteng Dewi Kwan Im. (sumber: bolong.id)

Perayaan Tahun Baru Imlek bagi masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia adalah momen istimewa yang penuh makna dan tradisi. Salah satu tempat terpenting untuk merayakan Imlek di Palembang adalah Klenteng Dewi Kwan Im, sebuah klenteng yang kaya sejarah dan budaya. Mari kita telusuri beberapa fakta menarik tentang Klenteng Dewi Kwan Im yang patut Anda ketahui:

1. Tidak Mengizinkan Sesaji Darah Babi

Saat perayaan Imlek, tradisi umumnya melibatkan penyajian sesaji kepada leluhur. Namun, Klenteng Dewi Kwan Im memiliki aturan yang berbeda. Klenteng ini tidak mengizinkan sesaji berupa darah babi dan anjing. Keputusan ini dipengaruhi oleh kisah sejarah keturunan Tionghoa yang memiliki hubungan dengan umat Muslim di daerah tersebut.

Kisah ini berkaitan dengan legenda putri Palembang, Siti Fatimah, yang merupakan seorang Muslim dan menikah dengan seorang Pangeran Tionghoa bernama Tan Bon An. Sebagai penghormatan terhadap leluhur yang Muslim, Klenteng Dewi Kwan Im tidak menyajikan makanan yang mengandung darah hewan yang diharamkan dalam Islam.

2. Terdapat 12 Meja Tempat Berdoa

Klenteng Dewi Kwan Im memiliki aroma khas dupa yang akan Anda cium begitu memasukinya. Dupa dianggap sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan alam gaib atau Thien. Klenteng ini memiliki 12 meja yang digunakan sebagai tempat berdoa.

Setiap meja didedikasikan untuk dewa yang berbeda. Meja pertama dipersembahkan untuk Tuhan Yang Maha Esa, sementara meja-meja lainnya mewakili dewa-dewa lain dalam hierarki kepercayaan Tionghoa. Di dalam klenteng, etika dan tata krama yang ketat harus dijunjung, termasuk menghormati tingkatan dewa sesuai urutan hierarki.

3. Makam Panglima dalam Klenteng

Klenteng Dewi Kwan Im memiliki luas total 7.000 meter persegi dan dilengkapi dengan patung-patung naga yang megah di atas atap klenteng. Namun, salah satu hal yang menonjol di klenteng ini adalah makam seorang panglima keturunan Tionghoa yang beragama Islam, Ju Sin Kong atau lebih dikenal sebagai Apek Tulong.

Menurut mitos, orang yang mengunjungi makam ini dapat mendapatkan berkah dan perlindungan dari penyakit. Klenteng ini menerima umat dari berbagai agama dan kepercayaan, termasuk Buddha, Tao, dan Konghucu, untuk berdoa.

4. Dewi Kwan Im sebagai Penyembuh Penyakit

Selain dupa yang kental, klenteng ini memiliki altar-altar yang didedikasikan untuk berbagai dewa, termasuk Dewi Maco Po yang menguasai laut dan Dewi Kwan Im yang dianggap sebagai penolong orang yang menderita. Dewi Kwan Im dipercaya oleh masyarakat keturunan Tionghoa dapat membantu menyembuhkan penyakit.

Sebuah kisah dari masa lalu menceritakan seorang yang menderita kanker rahang berdoa kepada Dewi Kwan Im. Ia kemudian diminta untuk mengambil nomor obat dari petugas klenteng. Nomor ini akan ditukarkan dengan racikan obat di toko yang ditunjuk, dan diyakini bahwa penyakitnya akan sembuh.

Klenteng Dewi Kwan Im di Palembang adalah tempat yang memancarkan sejarah, budaya, dan spiritualitas. Dengan tradisi yang unik dan makna yang dalam, klenteng ini adalah bagian penting dari warisan budaya keturunan Tionghoa di Indonesia.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer