Ayam Taliwang: Mengungkap Asal Usul dan Ketenaran Kuliner Khas NTB

Ayam Taliwang adalah salah satu kuliner khas Nusa Tenggara Barat (NTB) yang patut untuk dicicipi. Makanan ini terkenal dengan cita rasa pedas yang menggoda selera. Ayam Taliwang berasal dari daerah Lombok, NTB, dan telah menjadi favorit di seluruh Indonesia. Mari kita lanjutkan untuk mengungkap lebih banyak tentang hidangan lezat ini.

Ayam Taliwang, makanan khas Nusa Tenggara Barat (NTB). (sumber: www.food.detik.com)

Ayam Taliwang merupakan hidangan khas yang berasal dari daerah Karang Taliwang, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Makanan ini memiliki bahan dasar daging ayam, khususnya dari ayam kampung muda. Daging ayam ini dipanggang, lalu dibumbui dengan saus yang terbuat dari campuran cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat, terasi goreng, kencur, gula merah, dan garam. Ayam Taliwang sering disajikan bersama dengan hidangan khas Lombok lainnya, seperti plecing kangkung.

Awal Kemunculan

Ayam Taliwang adalah salah satu unsur warisan budaya kuliner yang menjadi ikon makanan khas masyarakat suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hidangan ini memiliki ciri khas berupa daging ayam kampung muda yang diolah dengan bumbu-bumbu tertentu, menghasilkan cita rasa yang kuat. Biasanya, ayam Taliwang disajikan dengan plecing kangkung dan beberuk terong.

Perkembangan kuliner tradisional ayam Taliwang di Lombok sangat erat kaitannya dengan masyarakat Karang Taliwang di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Masyarakat Karang Taliwang adalah yang pertama kali memperkenalkan hidangan ayam Taliwang. Awal mula munculnya ayam Taliwang berkaitan dengan perang antara Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Karangasem Bali. Saat itu, pasukan Kerajaan Taliwang datang ke Lombok untuk membantu Kerajaan Selaparang yang diserang oleh Kerajaan Karangasem Bali. Para pendamai dari Taliwang ditempatkan di wilayah yang kemudian dinamakan Karang Taliwang sesuai dengan asal mereka. Salah satu tugas mereka adalah memasak dan memberi makan pasukan perang, termasuk menyediakan ayam Taliwang yang merupakan hidangan istimewa yang menggunakan bumbu-bumbu dari alam sekitar seperti bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan terasi.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat Karang Taliwang berbaur dengan masyarakat Sasak, dan terjadi pembauran budaya termasuk dalam pola makan dan pengolahan makanan. Ayam pelalah, yang merupakan ayam dengan citarasa pedas, menjadi cikal bakal dari ayam Taliwang yang kita kenal saat ini.

Perkembangan

Kuliner ayam Taliwang, yang merupakan ikon makanan khas masyarakat suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, memiliki asal-usul yang menarik. Awalnya, kuliner ini diperkenalkan oleh Nini Manawiyah atau Papin Manawiwah, seorang ibu yang menjual nasi ayam pelalah di rumahnya di Karang Taliwang. Dia kemudian menjualnya di Pasar Cakranegara pada sore hingga malam menjelang subuh. Menu yang dia sajikan terdiri dari nasi, ayam bakar pelalah, dan beberuk. Ayam bakar Manawiyah terkenal enak dan menjadi populer di Kota Mataram. Oleh karena itu, hidangan ini mulai dikenal sebagai nasi ayam Taliwang.

Ketenaran ayam Taliwang telah ada sejak tahun 1960-an. Bahkan, Jenderal Ahmad Yani, salah satu pahlawan Revolusi Indonesia, dikabarkan pernah makan di warung nasi ayam Nini Manawiyah di Karang Taliwang. Dikatakan bahwa kunjungan Jenderal Ahmad Yani menjadi salah satu tonggak awal untuk dikenalnya ayam pelalah, yang kemudian menjadi ayam Taliwang.

Seiring berjalannya waktu, Nini Manawiyah semakin uzur, dan penjualannya berkurang. Namun, ketenaran hidangan ini terus tumbuh. Pada tahun 1967, Dea Papin Haji Ahmad Moerad membuka warung makan bersama istrinya, Hajjah Salmah. Mereka mulai mencampurkan bumbu untuk ayam bakar, dan hasilnya disajikan kepada teman-temannya. Ayam bakar Haji Moerad mendapat tanggapan positif, dan mereka mulai menjual ayam Taliwang di Pasar Cakranegara.

Warung nasi ayam Taliwang pertama kali hanya berupa warung kaki lima di sekitar Jalan A. A. Gde Ngurah Cakranegara, Mataram. Namun, lambat laun, warung ini menjadi ramai dikunjungi pelanggan. Selain Nini Manawiyah dan Dea Papin Haji Ahmad Moerad, banyak masyarakat Karang Taliwang yang membuka usaha warung nasi ayam Taliwang.

Pembuatan ayam Taliwang telah menjadi industri rumah tangga sejak 1950-1960-an, kemudian berkembang menjadi rumah makan pada tahun 1967 oleh Dea Papin Achmad Moerad. Warung tenda ayam Taliwang mulai dikenal pada tahun 1970-an oleh Haji Abdul Hamid, sedangkan restoran ayam Taliwang mulai bermunculan pada tahun 1980-an.

Saat ini, kuliner ayam Taliwang telah menjadi salah satu produk budaya masyarakat Sasak yang perlu dilestarikan agar tidak hilang oleh perubahan zaman.

Terima kasih atas informasi singkat mengenai ayam Taliwang, salah satu kuliner khas NTB. Jika Anda ingin mencicipi ayam Taliwang, Anda dapat mencari penjualnya di daerah Anda atau mencari berbagai resep ayam Taliwang untuk mencoba membuatnya sendiri. Sampai jumpa pada artikel kuliner selanjutnya.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer