Washi: Sejarah dan Perkembangan Kertas Tradisional Jepang

Sugiharagami yang merupakan salah satu jenis dari washi. (sumber: www.wikipedia.com)

Washi adalah istilah Jepang yang mengacu pada kertas yang dibuat secara tradisional di Jepang. Kertas ini memiliki sejarah yang panjang dan merupakan bagian penting dari budaya Jepang. Washi dibuat dengan cara yang berbeda dari kertas produksi mesin dan sering digunakan dalam berbagai jenis seni dan kerajinan Jepang, seperti origami, shodō (seni kaligrafi), dan ukiyo-e (lukisan kayu cetak).

Sejarah Kertas di Jepang

Orang Jepang mengenal cara pembuatan kertas sekitar 500 tahun lebih awal dibandingkan dengan orang Eropa. Hubungan perdagangan Jepang dengan Semenanjung Korea pada zaman kuno memungkinkan pertukaran budaya, termasuk teknik pembuatan kertas. Menurut buku sejarah Jepang Nihon Shoki, biksu Donchō (Dokyo) memainkan peran penting dalam membawa teknik pembuatan kertas ke Jepang pada tahun 610 M. Donchō, yang datang dari Kerajaan Goguryeo, adalah seorang ahli dalam berbagai bidang, termasuk cara pembuatan kertas dan tinta.

Pada masa itu, teknik pembuatan kertas adalah rahasia negara di Tiongkok, dan penyebarannya ke Timur Tengah hanya terjadi 140 tahun setelah teknik pembuatan kertas dikenal di Jepang. Sebelum diketahui cara pembuatannya, kertas sudah digunakan di Jepang sebagai bahan pembuatan buku. Menurut catatan Kojiki, pertama kali buku diperkenalkan di Jepang oleh seorang sastrawan bernama Wani Kishi dari Kerajaan Baekje pada tahun 285 M.

Perkembangan Pembuatan Kertas

Setelah teknik pembuatan kertas dikenal di Jepang, negara ini mulai memproduksi kertas secara massal. Pusat industri kertas didirikan di beberapa provinsi pada tahun 737, dan penulisan buku sejarah Jepang dan Fudoki diwajibkan oleh undang-undang Taihōritsuryō. Dalam upaya untuk memenuhi permintaan akan kertas, pemerintah mendirikan Zushoryō (Kantor Perpustakaan) untuk menyimpan buku-buku yang sudah ditulis dan memproduksi kertas.

Kantin Perpustakaan juga mendirikan pusat industri kertas di berbagai provinsi, termasuk di Misaka, Harima, Mino, Echizen, dan provinsi lainnya. Meskipun pusat industri kertas sudah tersebar di seluruh Jepang, kertas masih merupakan barang yang langka dan berharga mahal. Orang Jepang biasa menggunakan papan kayu (mokkan) untuk menulis, bukan kertas.

Jenis Washi

Washi memiliki banyak variasi yang dibuat dengan berbagai bahan baku dan teknik. Beberapa jenis washi yang terkenal antara lain:

  • Mashi: Dibuat dari serat pohon Cannabis sativa L. (hemp) dan Boehmeria nivea (sejenis rami). Kain bekas dari serat rami juga digunakan. Permukaan kertas masih kasar dan diperlakukan dengan cara memukul-mukulnya dengan palu kayu untuk membuatnya lebih halus dan licin.
  • Kokushi: Dibuat dari pohon murbei kertas (kōzo atau kaji). Kertas ini banyak digunakan dalam kantor pemerintah untuk dokumen resmi. Permukaan kertasnya halus dan serat kertasnya panjang, membuatnya tahan lama.
  • Hishi atau Ganpishi: Dibuat dari tanaman perdu Diplomorpha sikokiana (ganpi) atau Edgeworthia chrysantha (mitsumata). Kertas ini memiliki serat pendek-pendek dan permukaan kertas yang halus bercahaya, sehingga dikenal sebagai kertas torinoko.
  • Danshi atau Michinokugami: Bahan baku utamanya adalah kulit dahan dari pohon suku Celastraceae (nishiki). Kertas jenis ini berwarna putih dan tebal.

Penggunaan Washi

Washi digunakan dalam berbagai aspek kehidupan Jepang. Selain sebagai media untuk seni dan kerajinan, washi juga digunakan sebagai bahan dalam agama Shinto, pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi, perlengkapan tidur, kimono, interior rumah, dan pelapis pintu dorong. Washi bahkan digunakan dalam pembuatan uang kertas yen, yang terkenal kuat dan tahan lama.

Selain itu, berbagai jenis washi digunakan sesuai dengan keperluannya. Ada kertas khusus untuk menulis, menyalin dokumen, sampul buku, dan kertas tipis yang digunakan untuk shōji (pintu geser khas Jepang).

Dalam kesimpulannya, Washi adalah bukti nyata dari keahlian dan warisan budaya Jepang dalam seni pembuatan kertas. Dengan sejarah yang panjang dan beragam jenisnya, washi tetap menjadi elemen penting dalam budaya dan seni Jepang, serta mendapatkan pengakuan internasional. Kertas tradisional ini tidak hanya memiliki nilai praktis tetapi juga merupakan simbol penting dari kerajinan dan warisan budaya Jepang yang unik.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer