Docang: Sebuah Kisah Kuliner Khas Cirebon yang Membuat Takjub

Docang. (sumber: www.pegipegi.com)

Docang, atau dikenal dalam bahasa Jawa sebagai "docang," adalah makanan tradisional yang berasal dari wilayah Cirebon dan sekitarnya. Hidangan ini terbuat dari campuran beragam bahan, termasuk potongan lontong, parutan kelapa, daun singkong, daun kucai, toge, dan kerupuk. Semua bahan ini disajikan dengan penyiraman kuah dage atau oncom. Secara harfiah, nama "docang" berasal dari bahasa Cirebon dan merupakan singkatan dari dua kata, yaitu "bodo" dan "kacang" (yang merujuk pada tauge). Docang adalah hasil perpaduan lontong, daun singkong, toge, kerupuk, serta sayur oncom yang terbuat dari ampas tahu dan sedikit bungkil kacang tanah, yang juga dikenal sebagai "gempa." Semua bahan ini kemudian dikombinasikan dengan parutan kelapa muda, menciptakan hidangan yang lezat dan khas dari daerah Cirebon.

Sejarah

Docang adalah sebuah kuliner khas yang hanya dapat ditemukan di Cirebon, dan tersedia di berbagai sudut kota ini. Keberadaan masakan ini telah berakar sejak zaman penyebaran Agama Islam oleh Wali Songo di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Menariknya, docang memiliki cerita sejarah yang unik. Konon, hidangan ini awalnya diciptakan dengan niat jahat untuk meracuni para Wali Songo oleh seorang pangeran bernama Rengganis yang tidak menyukai kehadiran mereka. Dalam cerita yang beredar di masyarakat, Pangeran Rengganis mencoba meracuni para Wali Songo dengan menciptakan masakan khusus. Namun, saat hidangan ini disajikan dan disantap oleh para Wali Songo saat berkumpul di Masjid Sang Cipta Rasa, terjadi keajaiban yang tak terduga. Alih-alih keracunan, para Wali Songo justru menikmati dan menyukai hidangan yang dibuat oleh Pangeran Rengganis ini. Sejak saat itulah, docang menjadi salah satu kuliner yang paling terkenal di Cirebon, dikenal dengan cerita misterius yang melingkupinya.

Resep Docang

Bahan

  • 100 g kelapa setengah tua, (di parut)
  • ½ sdt garam
  • 3 sdm minyak goreng
  • 5 cm lengkuas, (di memarkan)
  • 3 cm jahe, (di memarkan)
  • 2 lembar daun salam
  • 1 batang serai, (di memarkan)
  • 200 g oncom, (di cincang kasar)
  • 1 L kaldu sapi
  • 300 g daun singkong, rebus, (di iris halus)
  • 4 buah lontong
  • 150 g tauge, (seduh dengan air panas)
  • 2 sdm daun kucai (di iris)

Bumbu (di haluskan)

  • 10 butir bawang merah
  • 8 siung bawang putih
  • 5 buah cabai merah
  • ½ sdt ketumbar, (di sangrai)
  • ½ sdt terasi, (di bakar)
  • 1 sdt garam

Pelengkap

  • Kelapa setengah tua parut kasar, (di kukus)
  • Sambal cabai rawit
  • Kerupuk putih

Cara membuat

  • Campur kelapa parut dengan garam, kukus selama 15 menit. Angkat. Sisihkan.
  • Dalam wajan. Tumis bumbu halus, lengkuas, jahe, daun salam, serai hingga harum. Tambahkan oncom, tumis sambil diaduk rata. Tuang kaldu, didihkan. Sisihkan.
  • Tata dalam piring saji lontong, daun singkong, tauge, daun kucai dan pelengkap sesuai selera. Siram dengan kuah panas. Sajikan segera.

Dengan sejarah yang menyimpan misteri dan cita rasa yang khas, docang menjadi salah satu warisan kuliner yang patut dijaga dan dinikmati oleh masyarakat Cirebon. Dalam setiap gigitannya, docang mengandung kenangan akan perjalanan panjangnya sepanjang masa. Jadi, jika Anda berkunjung ke Cirebon, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan yang memiliki cerita dan cita rasa unik ini. Selamat menikmati!

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer