Becak Cina (Rikshaw): Kenangan Kendaraan Tradisional di Palembang

Becak Cina (Rikshaw) di kawasan Pasar 16. (sumber: Tropen Museum)

Becak Cina, atau sering disebut juga Rikshaw, adalah kendaraan roda dua dengan atap dari kain atau kanvas yang mudah dilipat. Kendaraan ini ditarik oleh manusia, khususnya dari etnis Cina yang sering memiliki kuncir rambut panjang. Becak Cina menjadi bagian dari sejarah transportasi di Palembang, Sumatra Selatan, dengan penariknya umumnya berasal dari etnis Cina.

Pada masa pemerintahan Kesultanan Palembang, orang Cina dianggap sebagai pendatang, dan mereka tinggal dalam kelompok di rumah-rumah rakit. Sebagai akibatnya, penarik becak, atau yang sering disebut sebagai "rikshaw," pada saat itu sebagian besar adalah orang Cina yang mungkin masih susah berbahasa Palembang. Orang Palembang sendiri sering menyebut mereka sebagai "sengkek" yang berarti "Cina dusun."

Salah satu informasi menarik adalah mengenai tarif penarikan rikshaw pada masa tersebut. Sebagai contoh, tarif dari Pasar 16 Ilir ke Pasar Lingkis (sekarang Pasar Cinde) adalah hanya seringgit sen, setara dengan 1/40 Rupiah. Uang hasil pembayaran dari penumpang biasanya ditempatkan dalam kotak di bawah pijakan kaki penumpang. Namun, seringkali ada pemuda preman, yang disebut "bujang juaro" pada masa itu, yang mencuri uang tersebut tanpa sepengetahuan penarik rikshaw.

Kendaraan ini menjadi populer sekitar tahun 1920 hingga 1940-an sebagai salah satu sarana transportasi yang umum digunakan oleh orang Belanda dan orang pribumi yang "berada" pada masa itu. Namun, seiring perkembangan zaman, jenis transportasi ini perlahan menghilang dan digantikan oleh kendaraan lain yang lebih modern. Selain itu, juga muncul pertimbangan kemanusiaan terkait dengan penarik becak, yang mendorong penggantian dengan moda transportasi yang lebih baik.

Meskipun telah lama menghilang dari jalanan Palembang, Becak Cina atau Rikshaw tetap menjadi kenangan sejarah yang berharga, mengingat perannya dalam menghubungkan orang dengan berbagai tempat di kota tersebut pada masa lalu.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer