Pasar 16 Ilir Kota Palembang: Jejak Sejarah Perekonomian dan Perdagangan

Pasar 16 Ilir Palembang dari sungai musi. (sumber: hallo.palembang.go.id)

Pasar 16 Ilir Kota Palembang adalah salah satu pasar tradisional terbesar di kota ini, yang memiliki sejarah panjang yang berawal sejak tahun 1821. Terletak di Jalan Pasar 16 Ilir, dekat Sungai Musi, pasar ini telah menjadi pusat perdagangan yang vital bagi warga Sumatera Selatan. Artikel ini akan mengungkapkan sejarah, perkembangan, dan peran penting Pasar 16 Ilir dalam sejarah ekonomi dan perdagangan Palembang.

Sejarah Panjang Pasar 16 Ilir

Keberadaan Pasar 16 Ilir di Palembang dimulai sejak tahun 1821, ketika Belanda berhasil menaklukkan Kesultanan Palembang Darussalam. Saat itu, mereka mulai mengenali potensi ekonomi yang ada di kawasan ini. Geliat ekonomi di sekitar Pasar 16 Ilir sebenarnya sudah dimulai jauh sebelumnya, ketika Kimas Hindi Pangeran Ario Kesumo Abdulrohim memindahkan pusat kekuasaan dari 1 Ilir yang sebelumnya habis dibakar oleh VOC pada tahun 1659 ke Kuto Cerancang.

Pada awal abad ke-20, pola dagang di Pasar 16 Ilir umumnya dilakukan dengan cara "cungkukan," di mana pedagang akan menghamparkan barang dagangannya di tanah. Namun, seiring berjalannya waktu, pasar ini berkembang dengan adanya pembangunan petak permanen yang diperuntukkan bagi para pedagang.

Salah satu wilayah yang berkembang di sekitar Pasar 16 Ilir adalah Pasar Baru, yang hingga saat ini masih dikenal sebagai Jl Pasar Baru. Pada awal abad ke-20, sudah terlihat bangunan bertingkat dua di kawasan ini, yang digunakan sebagai tempat berjualan.

Perkembangan Perekonomian di Pasar 16 Ilir dan Sekitarnya

Pasar 16 Ilir menjadi pusat ekonomi yang semakin berkembang. Pada tahun 1912-1915, penduduk Keresidenan Palembang (yang mencakup seluruh daerah di Sumatera Selatan) sudah mulai memiliki mobil pribadi secara signifikan. Peningkatan kemakmuran ini semakin terlihat pada tahun 1920, ketika jumlah mobil pribadi mencapai lebih dari 3.000 unit.

Masyarakat Palembang juga semakin terlibat dalam perdagangan internasional, seperti yang terlihat dari sejarah pemindahan pelabuhan di kota ini selama masa penjajahan Belanda. Pelabuhan yang dikenal sebagai Boom Jeti dibangun di depan Benteng Kuto Besak (yang saat ini menjadi Perbekalan dan Angkutan Kodam II Sriwijaya). Sebelumnya, pelabuhan sudah ada di kawasan 35 Ilir. Pada tahun 1914, pelabuhan tersebut dipindahkan ke muara Sungai Rendang, yang sekarang dikenal sebagai Gudang Garam.

Pasar 16 Ilir Kota Palembang telah menjadi saksi perjalanan panjang ekonomi dan perdagangan di kota ini. Dengan sejarah yang berawal dari tahun 1821, pasar ini tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi yang penting bagi masyarakat Palembang hingga saat ini.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer