Kawah Tekurep: Situs Bersejarah dan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Palembang

Kawah Tekurep, tempat pemakaman para tokoh Palembang Darussalam. (sumber: indonesiakaya.com)

Kawah Tekurep, sebuah tempat suci dan makam bersejarah di Palembang, menyimpan kisah yang kaya akan sejarah dan budaya. Terletak di kecamatan Ilir Timur II, Palembang, situs ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi raja, abdi dalem, dan keturunannya. Nama "Kawah Tekurep" sendiri memiliki makna yang dalam, menggambarkan peran penting tempat ini dalam sejarah dan budaya Palembang.

Asal Usul Nama "Kawah Tekurep"

Etimologi nama "Kawah Tekurep" mengandung makna yang mendalam. "Kawah" merujuk pada suatu alat atau wadah yang menyerupai alat untuk menanak nasi, sedangkan "Tekurep" memiliki padanan makna terbalik. Jadi, secara harfiah, "Kawah Tekurep" dapat dimaknai sebagai "wadah terbalik," yang digunakan sebagai makam dan tempat pertemuan para wali dan sunan.

Pembangunan Makam Kawah Tekurep

Makam Kawah Tekurep dibangun pada tahun 1728, bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Palembang. Bangunan ini dibuat menggunakan campuran kapur, pasir, putih telur, dan batu, yang telah memungkinkan makam ini bertahan hingga saat ini. Kawah Tekurep menjadi tempat peristirahatan abadi bagi beberapa sosok penting dalam sejarah Palembang.

Makam Sultan Mahmud Badaruddin dan Ratu-Ratu

Di dalam kawasan makam Kawah Tekurep, terdapat makam Sultan Mahmud Badaruddin, salah satu tokoh penting dalam sejarah Palembang. Makam Sultan Mahmud Badaruddin ditemani oleh empat istrinya, yaitu Ratu Sepuh dari Demak, Ratu Gading dari Malaysia, Ratu Mas Ayu dari Cina, dan Nyai Mas Naimah dari Palembang. Keberadaan makam-makam ini memperkuat hubungan historis Palembang dengan berbagai budaya dan wilayah.

Imam Sayid Al Idrus dan Para Pejuang Agama

Selain makam Sultan Mahmud Badaruddin, di dalam Kawah Tekurep juga terdapat makam Imam Sayid Al Idrus, yang merupakan guru besar bagi Sultan Mahmud Badaruddin. Imam Sayid Al Idrus adalah salah satu tokoh agama yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Palembang.

Fungsi Sosial dan Keagamaan

Kawah Tekurep bukan hanya sebuah situs bersejarah tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Palembang. Setiap hari, makam ini dikunjungi oleh para peziarah dari dalam dan luar Palembang. Mereka datang untuk mendoakan para sultan dan tokoh agama yang telah berjuang demi agama dan negara mereka.

Perayaan Ziarah Kubro

Setiap tahun, pada bulan Syaban dalam penanggalan Islam, Palembang menggelar perayaan besar yang dikenal sebagai Ziarah Kubro di Kawah Tekurep. Acara ini dihadiri oleh para ulama dari seluruh Indonesia dan bahkan dari luar negeri. Tujuannya adalah untuk bersama-sama mendoakan para alim ulama dan pejuang nasional yang telah wafat dan dimakamkan di situs bersejarah ini.

Perlindungan dan Pelestarian

Sebagai juru kunci Kawah Tekurep yang telah bekerja selama puluhan tahun, Ichsan berharap agar pemerintah dan masyarakat Palembang memberikan perhatian penuh terhadap pelestarian situs bersejarah ini. Kawah Tekurep bukan hanya menjadi warisan budaya bagi Palembang, tetapi juga mengingatkan kita akan perjuangan pejuang agama dan nasional yang harus dihargai dan dijaga agar tidak terlupakan oleh sejarah bangsa.

Share:

Jumlah Pengunjung

Populer